YouTube video

Pola makan bebas lektin telah mendapat perhatian, sebagian besar karena klaim bahwa protein nabati menyebabkan peradangan, masalah usus, dan penambahan berat badan. Namun, ilmu pengetahuan di balik pernyataan ini masih terbatas, dan banyak ahli nutrisi berpendapat bahwa menghindari makanan kaya lektin adalah hal yang tidak perlu – dan berpotensi membahayakan.

Apa itu Lektin?

Lektin adalah protein alami yang ditemukan dalam berbagai makanan, termasuk kacang-kacangan, polong-polongan, sayuran nightshade (tomat, paprika, terong), biji-bijian, kacang-kacangan, dan bahkan beberapa biji-bijian. Dr Steven Gundry, seorang ahli bedah jantung dan pendukung diet bebas lektin, berpendapat bahwa protein ini mengganggu komunikasi sel dan memicu peradangan.

Inti dari Pendekatan Bebas Lektin

Pendekatan Gundry, yang diuraikan dalam bukunya The Plant Paradox, melibatkan menghilangkan makanan tinggi lektin. Ini mencakup banyak makanan pokok yang sehat: kacang-kacangan, sayuran nightshade, produk susu tertentu, dan biji-bijian. Daya tarik diet ini terletak pada janjinya untuk mengurangi kembung, meningkatkan energi, memperbaiki suasana hati, dan menurunkan berat badan.

Namun, komunitas ilmiah masih skeptis. Hanya ada sedikit penelitian pada manusia mengenai efek jangka panjang dari penghindaran lektin, dan banyak ahli percaya bahwa manfaatnya terlalu dilebih-lebihkan.

Mengapa Lektin Belum Tentu Menjadi Musuh

Meskipun lektin dapat mengganggu penyerapan nutrisi, risikonya seringkali minimal, terutama saat makanan dimasak. Makanan mentah yang kaya lektin menimbulkan kekhawatiran yang lebih tinggi, namun kebanyakan orang tidak mengonsumsinya dengan cara ini.

Selain itu, banyak makanan yang mengandung lektin juga kaya akan prebiotik—serat yang mendukung kesehatan usus. Menghilangkan makanan ini dapat menyebabkan masalah pencernaan dan kekurangan nutrisi.

Potensi Risiko Pembatasan

Menghilangkan seluruh kelompok makanan dapat menyebabkan pola makan tidak seimbang, sehingga lebih sulit mendapatkan nutrisi penting seperti protein, serat, lemak sehat, mineral, dan vitamin B. American Heart Association merekomendasikan biji-bijian sebagai bagian dari pola makan yang menyehatkan jantung, dengan menyoroti khasiatnya dalam mencegah penyakit.

Selain itu, pola makan yang ketat dapat memicu kebiasaan makan yang tidak teratur atau menimbulkan kecemasan yang tidak perlu seputar pilihan makanan. Hubungan yang sehat dengan makanan sangat penting untuk kesejahteraan secara keseluruhan.

Intinya

Daripada menjelek-jelekkan lektin, lebih praktis untuk fokus pada pola makan seimbang yang kaya akan makanan utuh. Manfaat mengonsumsi makanan yang mengandung lektin – seperti kacang-kacangan, tomat, dan biji-bijian – seringkali lebih besar daripada potensi kerugiannya.

Menghilangkan lektin mungkin merupakan komplikasi yang tidak perlu bagi kebanyakan orang. Jika Anda memiliki masalah pencernaan, menghindari lektin mungkin bisa meredakannya, namun Anda tidak perlu berhenti mengonsumsi makanan kaya nutrisi kecuali jika direkomendasikan oleh ahli kesehatan.